Sunday 6 November 2016

EKSPORISASI DAN KONSUMSI SUMBER DAYA YANG BERLEBIH

Sumber Daya Alam merupakan anugerah terbesar dari sang Pencipta yang harus kita syukuri dengan cara memanfaatkan sebaik-baiknya. Namun kita juga tidak boleh hanya memanfaatkannya saja, disamping kita memanfaatkan Sumber Daya Alam tersebut kita juga harus bisa menjaga, merawat dan juga meleslestarikannya, agar bisa diwariskan kepada anak cucu kita kelak. Beragam cara untuk memanfaatkan Sumber Daya Alam yang terhampar luas di Indonesia ini, salah satunya adalah dengan Mengeksploitasi Sumber Daya Alam tersebut. Eksploitasi berasal dari baahsa inggris yaitu Explotation yang artinya “Politik Pemanfaatan secara sewenang-wenang dan terlalu berlebihanterhadap sesuatu atau yang menjadi Objek Eksploitasi hanya untuk kepentingan Ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangkan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan”.

Eksploitasi Sumber Daya Alam secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek-aspek yang dapat merugikan kita semua, bukan hanya oknum yang melakukan Eksploitasi saja yang akan merasakan dampaknya namun seluruh makhluk hisup yang ada di bumi juga akan merasakan efek dari Eksploitasi yang berlebihan itu. Banyak sekali dampak yang akan ditimbulkan oleh Eksploitasi yang sangat berlebihan itu, diantaranya tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global yang sampai sekarang kita rasakan ini juga tidak lupa bencana lumpur panas sidoarjo yang sangat merugikan sekali masyarakat.

Tanah Longsor terjadi disebabakan oleh penggundulan hutan atau pepohonan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan. Ketika hutan dalam keadaan gundul makan formasi tanah akan menjadi larut dan menggelincir diatas bidang licin pada saat terjadi hujan, tanah tidak bisa menahan erosi yang disebabkan oleh air hujan yang turun dikarenakan penyangga tanah yaitu akar dari pepohonan sudah ditebang tidak dapat berfungsi kembali. Sehingga bencana banjir dan tanah longsor tidak bisa dihindarkan lagi dan telah menjadi bencana langganan di Indonesia ini.

Selain bencana tanah longsor yang sudah populer dikalangan penduduk Indonesia, Banjir pun menjadi bencana alam yang sering melanda. Bencana ini bisa terjadi dikarenakan pola tingkah laku manusia sendiri yang tidak disiplin dan tidak menuruti aturan, baik aturan yang tersirat maupun yang tersurat. Pola tingkan manusia yang suka membuang sampah sembarangan mengakibatkan rusaknya tata guna lahan dan air. Rusaknya Tata Guna lahan dan air mengakibatkan laju erosi dan frekwensi banjir meningkat. Selain bisa menimbulkan bencana banjir, membuang sampah pun bisa menimbulkan polusi air dan pencemaran air yang dapat mengurangi kualitas air.

Indonesia merupakan negeri yang kaya akan Sumber Daya Alam dan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Indonesia memiliki kurang lebih hutan seluas 12,6 juta hektar (Walhi or.id). Wilayah tropisnya masuk urutan ketiga terluas di dunia dengan cadangan minyak, gas alam, tembaga, emas, perak, intan dan mineral lainya masih banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Bukan hanya di daratan saja Indonesia memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah, di laut pun Sumber Daya Alamnya tidak kalah beragam. Terumbu karang dan beragam biota laut lainnya memperkaya ke-17.000 pulau yang ada di kepulauan Nusantara Republik Indonesia. 

Lebih dari iru Indonesia memiliki tanah dan area lautan yang luas dan kaya dengan berjenis macam ekologi. Indonesia menempati kurang lebih 1.3 persen dari wilayah bumi, mempunyai kira 10 persen jenis tanaman dan bunga yang ada di dunia, 12 persen jenis binatang menyusui, 17 persen jenis burung, 25 persen jenis ikan, dan 10 persen sisa area hutan tropis yang kedua setelah brazil (1994).


Arsitektur berkelanjutan memiliki banyak pengertian dari berbagai pihak. Beberapa diantaranya adalah pengertian yang dikutip dari buku James Steele, Suistainable Architecture adalah, ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait.”
KONSEP

Secara umum, pengertian dari arsitektur berkelanjutan adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.

Arsitektur berkelanjutan merupakan konsekuensi dari komitmen internasional tentang pembangunan berkelanjutan, karena arsitektur berkaitan erat dan fokus perhatiannya kepada faktor manusia dengan menitikberatkan pada pilar utama konsep pembangunan berkelanjutan yaitu aspek lingkungan binaan dengan pengembangan lingkungannya, di samping pilar pembangunan ekonomi dan sosial.

Pembangunan berkelanjutan itu sendiri adalah suatu pola penggunaan sumber daya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sambil menjaga lingkungan sehingga kebutuhan tersebut dapat dipenuhi tidak hanya di masa kini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Istilah ini digunakan oleh Komisi Brundtland yang menciptakan apa yang telah menjadi yang paling sering dikutip definisi pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

MATERIAL

Dalam efisiensi penggunaan material :
1.  Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
2.     Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.
3. Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material seperti kayu.
Dalam penggunaan teknologi dan material baru :

1.   Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
2.   Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.

KONSTRUKSI

- Kontribusi Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Alam
  • Pengambilan material
  • Proses pengolahan material
  • Distribusi material jadi dari sumbernya kelokasi pembangunan
  • Proses konstruksi
  • Pengambilan lahan untuk bangunan
  • Konsumsi energi sejak saat dimulai bangunan dipakai

- Konstruksi Berkelanjutan, menurut UNEP (United Nations Environment Programme) adalahcara industri konstruksi untuk berkembang mencapai kualitas pembangunan berkelanjutan denganmemperhitungkan pelestarian lingkungan, sosial ekonomi, dan isu budaya. Secara spesifik hal ini melibatkan isu seperti desain, manajemen bangunan, material, kualitas operasional bangunan, konsumsi energi, dan sumber daya alam.

- Konstruksi Berkelanjutan Dalam Konteks Arsitektur

  • Arsitektur bukanlah suatu entitas yang lepas dan mandiri. Keberadaannya harus menjadi kesatuan integral dengan sekitarnya, baik secara sosial, spasial maupun lingkungan.
  • Berarsitektur dengan memperkuat nilai-nilai Kebersamaan.
  • Berarsitektur dengan menghargai ekspresi/identitas budaya sebagai cerminan nilai-nilai transenden.
  • Menggunakan bahan dan keterampilan lokal.
  • Menghargai pepohonan sama dengan menghargai kehidupan.
  • Adaptif terhadap iklim secara aktif dan kreatif.
  • Menggunakan bahan bekas dan komponen lama.
  • Menggunakan bahan daur ulang bekas limbah.
  • Menggunakan bahan secermat mungkin tanpasisa, tanpa limbah.
  • Menggunakan desain padat karya agar dapat membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi penggunaan bahan-bahan industri missal.
  • Mendesain satu ruang dengan banyak fungsi (multifungsi).
  • Desain opan plan atau terbuka (tanpa sekat).
  • Membaca potensi masa depan: bambu menjadi pengganti kayu.

- Tindakan-Tindakan Untuk Mendukung Konstruksi Berkelanjutan
  • Dari mana dan bagaimana produsen mengambilbahan dasar material
  • Transportasi bahan dasar material
  • Limbah produksi
  • Dapatkah sumber daya yang diambil diperbaharui
  • Perlakuan terhadap pekerja setempat
  • Transportasi dari sumber ke lahan konstruksi
  • Mengoptimalkan penggunaan material termasuk sisanya.
  • Re-use dan Re-cycle
  • Gunakan lahan sesedikit mungkin, secukup mungkin

No comments:

Post a Comment