Sunday 6 November 2016

EKSPORISASI DAN KONSUMSI SUMBER DAYA YANG BERLEBIH

Sumber Daya Alam merupakan anugerah terbesar dari sang Pencipta yang harus kita syukuri dengan cara memanfaatkan sebaik-baiknya. Namun kita juga tidak boleh hanya memanfaatkannya saja, disamping kita memanfaatkan Sumber Daya Alam tersebut kita juga harus bisa menjaga, merawat dan juga meleslestarikannya, agar bisa diwariskan kepada anak cucu kita kelak. Beragam cara untuk memanfaatkan Sumber Daya Alam yang terhampar luas di Indonesia ini, salah satunya adalah dengan Mengeksploitasi Sumber Daya Alam tersebut. Eksploitasi berasal dari baahsa inggris yaitu Explotation yang artinya “Politik Pemanfaatan secara sewenang-wenang dan terlalu berlebihanterhadap sesuatu atau yang menjadi Objek Eksploitasi hanya untuk kepentingan Ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangkan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan”.

Eksploitasi Sumber Daya Alam secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek-aspek yang dapat merugikan kita semua, bukan hanya oknum yang melakukan Eksploitasi saja yang akan merasakan dampaknya namun seluruh makhluk hisup yang ada di bumi juga akan merasakan efek dari Eksploitasi yang berlebihan itu. Banyak sekali dampak yang akan ditimbulkan oleh Eksploitasi yang sangat berlebihan itu, diantaranya tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global yang sampai sekarang kita rasakan ini juga tidak lupa bencana lumpur panas sidoarjo yang sangat merugikan sekali masyarakat.

Tanah Longsor terjadi disebabakan oleh penggundulan hutan atau pepohonan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan. Ketika hutan dalam keadaan gundul makan formasi tanah akan menjadi larut dan menggelincir diatas bidang licin pada saat terjadi hujan, tanah tidak bisa menahan erosi yang disebabkan oleh air hujan yang turun dikarenakan penyangga tanah yaitu akar dari pepohonan sudah ditebang tidak dapat berfungsi kembali. Sehingga bencana banjir dan tanah longsor tidak bisa dihindarkan lagi dan telah menjadi bencana langganan di Indonesia ini.

Selain bencana tanah longsor yang sudah populer dikalangan penduduk Indonesia, Banjir pun menjadi bencana alam yang sering melanda. Bencana ini bisa terjadi dikarenakan pola tingkah laku manusia sendiri yang tidak disiplin dan tidak menuruti aturan, baik aturan yang tersirat maupun yang tersurat. Pola tingkan manusia yang suka membuang sampah sembarangan mengakibatkan rusaknya tata guna lahan dan air. Rusaknya Tata Guna lahan dan air mengakibatkan laju erosi dan frekwensi banjir meningkat. Selain bisa menimbulkan bencana banjir, membuang sampah pun bisa menimbulkan polusi air dan pencemaran air yang dapat mengurangi kualitas air.

Indonesia merupakan negeri yang kaya akan Sumber Daya Alam dan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Indonesia memiliki kurang lebih hutan seluas 12,6 juta hektar (Walhi or.id). Wilayah tropisnya masuk urutan ketiga terluas di dunia dengan cadangan minyak, gas alam, tembaga, emas, perak, intan dan mineral lainya masih banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Bukan hanya di daratan saja Indonesia memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah, di laut pun Sumber Daya Alamnya tidak kalah beragam. Terumbu karang dan beragam biota laut lainnya memperkaya ke-17.000 pulau yang ada di kepulauan Nusantara Republik Indonesia. 

Lebih dari iru Indonesia memiliki tanah dan area lautan yang luas dan kaya dengan berjenis macam ekologi. Indonesia menempati kurang lebih 1.3 persen dari wilayah bumi, mempunyai kira 10 persen jenis tanaman dan bunga yang ada di dunia, 12 persen jenis binatang menyusui, 17 persen jenis burung, 25 persen jenis ikan, dan 10 persen sisa area hutan tropis yang kedua setelah brazil (1994).


Arsitektur berkelanjutan memiliki banyak pengertian dari berbagai pihak. Beberapa diantaranya adalah pengertian yang dikutip dari buku James Steele, Suistainable Architecture adalah, ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait.”
KONSEP

Secara umum, pengertian dari arsitektur berkelanjutan adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.

Arsitektur berkelanjutan merupakan konsekuensi dari komitmen internasional tentang pembangunan berkelanjutan, karena arsitektur berkaitan erat dan fokus perhatiannya kepada faktor manusia dengan menitikberatkan pada pilar utama konsep pembangunan berkelanjutan yaitu aspek lingkungan binaan dengan pengembangan lingkungannya, di samping pilar pembangunan ekonomi dan sosial.

Pembangunan berkelanjutan itu sendiri adalah suatu pola penggunaan sumber daya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sambil menjaga lingkungan sehingga kebutuhan tersebut dapat dipenuhi tidak hanya di masa kini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Istilah ini digunakan oleh Komisi Brundtland yang menciptakan apa yang telah menjadi yang paling sering dikutip definisi pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

MATERIAL

Dalam efisiensi penggunaan material :
1.  Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
2.     Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.
3. Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material seperti kayu.
Dalam penggunaan teknologi dan material baru :

1.   Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
2.   Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.

KONSTRUKSI

- Kontribusi Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Alam
  • Pengambilan material
  • Proses pengolahan material
  • Distribusi material jadi dari sumbernya kelokasi pembangunan
  • Proses konstruksi
  • Pengambilan lahan untuk bangunan
  • Konsumsi energi sejak saat dimulai bangunan dipakai

- Konstruksi Berkelanjutan, menurut UNEP (United Nations Environment Programme) adalahcara industri konstruksi untuk berkembang mencapai kualitas pembangunan berkelanjutan denganmemperhitungkan pelestarian lingkungan, sosial ekonomi, dan isu budaya. Secara spesifik hal ini melibatkan isu seperti desain, manajemen bangunan, material, kualitas operasional bangunan, konsumsi energi, dan sumber daya alam.

- Konstruksi Berkelanjutan Dalam Konteks Arsitektur

  • Arsitektur bukanlah suatu entitas yang lepas dan mandiri. Keberadaannya harus menjadi kesatuan integral dengan sekitarnya, baik secara sosial, spasial maupun lingkungan.
  • Berarsitektur dengan memperkuat nilai-nilai Kebersamaan.
  • Berarsitektur dengan menghargai ekspresi/identitas budaya sebagai cerminan nilai-nilai transenden.
  • Menggunakan bahan dan keterampilan lokal.
  • Menghargai pepohonan sama dengan menghargai kehidupan.
  • Adaptif terhadap iklim secara aktif dan kreatif.
  • Menggunakan bahan bekas dan komponen lama.
  • Menggunakan bahan daur ulang bekas limbah.
  • Menggunakan bahan secermat mungkin tanpasisa, tanpa limbah.
  • Menggunakan desain padat karya agar dapat membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi penggunaan bahan-bahan industri missal.
  • Mendesain satu ruang dengan banyak fungsi (multifungsi).
  • Desain opan plan atau terbuka (tanpa sekat).
  • Membaca potensi masa depan: bambu menjadi pengganti kayu.

- Tindakan-Tindakan Untuk Mendukung Konstruksi Berkelanjutan
  • Dari mana dan bagaimana produsen mengambilbahan dasar material
  • Transportasi bahan dasar material
  • Limbah produksi
  • Dapatkah sumber daya yang diambil diperbaharui
  • Perlakuan terhadap pekerja setempat
  • Transportasi dari sumber ke lahan konstruksi
  • Mengoptimalkan penggunaan material termasuk sisanya.
  • Re-use dan Re-cycle
  • Gunakan lahan sesedikit mungkin, secukup mungkin

PERTAMBAHAN JUMLAH POPULASI MANUSIA DI MUKA BUMI

Perkembangan jumlah penduduk yang cepat serta perkembangan teknologi yang makin maju, telah mengubah pola hidup manusia. Bila sebelumnya kebutuhan manusia hanya terbatas pada kebutuhan primer dan sekunder, kini kebutuhan manusia telah meningkat kepada kebutuhan tersier yang tidak terbatas. Kebutuhan manusia tidak hanya sekedar kebutuhan primer untuk dapat melangsungkan kehidupan seperti makan dan minum, pakaian, rumah, dan kebutuhan sekunder seperti kebutuhan terhadap pendidikan, kesehatan, akan tetapi telah meningkat menjadi kebutuhan tersier yang memungkinkan seseorang untuk memilih kebutuhan yang tersedia. Kebutuhan tersier telah menyebabkan perubahan yang besar terhadap pola hidup manusia menjadi konsumtif.
Secara logika dapat dikatakan dengan terus bertambahnya populasi manusia, ruang pemukiman di bumi tetap tidak bertambah. Solusi dengan membangun pemukiman baru kerap mengorbankan ruang terbuka hijau, atau bahkan mengorbankan habitat satwa luar yang pada akhirnya mengancam populasi satwa, seperti populasi harimau jawa yang telah dinyatakan punah di tahun 1980-an.

Peran Arsitek dalam Menghadapi Ledakan Populasi Penduduk
Setelah meninjau dari faktor-faktor penyebab ledakan penduduk dan akibatnya, kita dapat menentukan kira-kira solusi apa saja yang dapat dilakukan oleh seorang arsitek. Seorang arsitek dapat ikut serta dalam menghadapi masalah ledakan populasi dengan dua strategi utama, yaitu dengan penekanan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dan perancangan tata lingkungan yang mendukung.


A. Penekanan Pertumbungan Penduduk yang Tidak Terkendali
Ketidakmerataan pembangunan infrastruktur di Indonesia memberikan dampak buruk ke berbagai bidang lain. Banyak sekolah dan rumah sakit di daerah terpencil/terbelakang kesulitan menerima logistik yang dibutuhkan dan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan. Minimnya infrastruktur juga berdampak negative terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang memicu gelombang urbanisasi.
Dengan meratakan pembangunan infrastruktur, logistik dapat disebar sesuai kebutuhannya dan memaksimalkan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta program Keluarga Berencana dapat diefektifkan dengan terjangkaunya alat-alat kontrasepsi modern. Dengan tingginya kualitas pendidikan, diharapkan kesadaran masyarakat meningat dan masyarakat menjadi lebih cerdas dalam menanggapi pola pikir yang cenderung merugikan.
Untuk menggenjot perekonomian daerah, pembangunan sektor wisata daerah juga perlu dilakukan, karena Indonesia adalah Negara yang besar dengan begitu banyak potensi wisata yang bias dimaksimalkan.




B. Perancangaan Tata Lingkuangan Yang Mendukung
Utamakan pembangunan rumah susun
Jumlah penduduk yang tinggi dan padat di perkotaan menantang para arsitek untuk menciptakan tata kota yang rapat namun tetap bernilai kemanusiaan, padat namun tidak kumuh dan menyediakan cukup banyak tempat umum dan ruang terbuka untuk publik. Pembangunan rumah susun yang didesain dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan harmoni perlu diutamakan agar suatu kota dapat menampung penduduk yang cukup banyak dengan lahan minimalis.

Pertanian dan kebun dalam kota
Dengan semakin sempitnya lahan pertanian, kita butuh strategi baru untuk menjamin kebutuhan pangan tetap terpenuhi. Solusinya adalah dengan merancang tata kota yang mendukung urban farming, yaitu praktik budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan dalam kota. Sehingga kebutuhan pangan tidak saja diproduksi di luar kota melainkan juga di dalam kota.

Program kota sehat dan sistem drainase modern
Konsentrasi populasi yang besar mengakibatkan meningkatnya potensi penyebaran bibit penyakit, maka pembangunan pusat kesehatan perlu dibangun di tempat-tempat strategis sehingga mudah dan cepat dicapai warga kota, serta memiliki daya tampung yang tinggi. Sistem drainase modern juga perlu dirancang seefektif mungkin agar proses pembuangan limbah kota berjalan lancar dan dapat mencegah bencana banjir.

Program pembangunan lingkungan hijau
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau atau RTH sebagai ‘paru-paru’ kota sangat diperlukan terutama dengan semakin banyaknya konsumen oksigen. Sudah menjadi tantangan seorang arsitek modern untuk mampu mendesain suatu kota dengan RTH yang efisien dan dapat berfungsi dengan maksimal bagi seluruh warga kota. RTH juga diperlukan sebagai tempat warga kota bersilaturahmi dan menjaga keharmonisan kota.

Pembangunan sistem transportasi massa modern
Bambang Susantono, pakar perencanaan infrastruktur dan transportasi, berpendapat bahwa penambahan jalan tidak menyelesaikan kemacetan kota. Dalam bukunya yang berjudul ‘Revolusi Transportasi’ dia mengatakan, menambahkan jalan baru justru menambah ruang untuk kendaraan pribadi sehingga kota semakin macet. Solusi yang sebenarnya dari masalah kemacetan kota adalah pengadaan transportasi massa yang efektif. Kita dapat mencontoh negara dengan transportasi umum yang maju seperti Jerman dengan tram-nya, Inggris dengan bis tingkatnya, atau Jepang dengan kereta cepatnya. Sudah menjadi kewajiban seorang arsitek untuk mendesain kota dengan transportasi umum yang bekelanjutan.

Konsep ‘Super Block’
Superblock memaksimalkan fungsi pada lahan yang terbatas dan merupakan salah satu solusi dalam mengembangkan tata kota dengan lebih efisien. Konsep penataan ruang kota dengan semua fungsi pemenuhan kebutuhan manusia disediakan dalam satu kawasan yang kecil. Di dalam konsep superblock, suatu lingkungan binaan dalam upaya menciptakan kualitas kota yang lebih baik dapat diwujudkan melalui suatu proses perencanaan yang terintegrasi dimana semua fungsi dan pengelolaan dari kawasan yang direncanakan dijadikan sebagai sebuah kesatuan yang besar dan tunggal. Seperti membuat kota sendiri, minimal dengan lahan 3 hektar, terdapat fungsi permukiman, perdagangan, pendidikan, jasa, rekreasi dan fungsi-fungsi lainnya dalam lahan yang terbatas tersebut. Dengan demikian diharapkan dapat menghemat energy dan waktu yang selama ini bayak di habiskan untuk kegiatan mobilisasi, dari rumah ke tempat kerja, sekolah, pasar, dan sebaliknya.

Pembangunan desa dan potensi ekonomi daerah
Pembangunan desa yang dilakukan dengan teratur dan rapih serta dengan menonjolkan ciri khas dari sebuat desa dapat meningkatkan peluang desa tersebut menjadi desa wisata. Desa yang tidak kumuh dan di desain dengan baik tidak akan kalah menariknya dibandingkan perkotaan. Sehingga perekonomian desa mampu tergenjot, mengurangi tingkat pengangguran, dan menurunkan arus urbanisasi.
Pembangunan potensi ekonomi daerah seperti sektor pariwisata dengan desain yang menarik dan branding tersendiri juga diperlukan agar dapat meningkatkan daya saing fasilitas tersebut di mata dunia internasional.


Wednesday 25 May 2016

Kaitan Facing the Giants dengan Ilmu Budaya Dasar

Facing the Giants dan Ilmu Budaya Dasar

                Film Facing the Giants memiliki nilai ilmu-ilmu sosial dan motivasi, dan memiliki beragam ruang lingkup yang terkait dengan IBD mulai dari Manusia dan cinta kasih, manusia dan keindahan, manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab, manusia dan kegelisahan, manusia dan harapan.

Manusia dan Cinta Kasih
                Hubungan cinta kasih antara Grant Taylor dan Brooke Taylor yang mendalam, meskipun mereka tidak kunjung di karunia seorang anak namun mereka tetap mencintai satu sama lain.

Manusia dan Keindahan
                Keindahan akan bekerja sama dalam tim, keindahan akan berusaha dan memperoleh hasil, keindahan akan bersyukur akan apapun hasilnya. keindahan akan kepercayaan.

Manusia dan Pandangan Hidup
                Pandangan hidup yang penuh bersyukur dan penuh motivasi oleh Broke yang disalurkan kepada murid-muridnya, pandangan hidup yang tak pernah berhenti berusaha, dan percaya akan tuhan.

Manusia dan Tanggung Jawab
                Tanggung jawab yang dilakukan Grant dalam membina timnya hingga akhirnya mereka menjadi juara. Dan tanggung jawab sebagai kapten tim oleh Brock Kelley yang memotivasi anggota lainnya.

Manusia dan Kegelisahan
                Kegelisahan yang dialami oleh Grant dalam film ini, dimana ia akan dipecat dan tidak kunjung memiliki anak, dan juga masalah dalam finance.

Manusia dan Harapan
                Harapan yang diberikan rekan Grant dan juga harapan yang diberikan grant kepada timnya satu sama lain, harapan akan memenangkan pertandingan, harapan akan berusaha dan memperoleh hasil. Harapan akan percaya akan hal apapun karena tidak ada yang mustahil jika tuhan beserta kita. jika kita menabur banyak kita juga akan menuai banyak.


 Sumber: Sendiri

Facing the Giants

Facing the Giants
                Film yang menceritakan Grant Taylor (Alex Kendrick) sebagai pemeran utama, dan di film ini  Grant Taylor adalah seorang coach atau pelatih tim American football di sebuah sekolah menengah atas Kristen (Shiloh Eagles). Memiliki karakter yang tegas, tetapi ia juga dilanda keterpurukan dalam tim dan dalam keluarganya.
                Di dalam keluarganya ia tidak juga di karuniai anak dengan istrinya Brooke Taylor (Shannen Fields), dan sudah beberapa kali melakukan check up akan kesuburan mereka berdua namun kendala kesuburan didapati pada Grant. Di dalam timnya, ia dilanda kekalahan yang beruntun dan mendapatkan beberapa ancaman akan dipecat. Tetapi ia tidak juga menyerah, ia tetap berusaha dan berserah kepada tuhan.
                Di pertengahan musim, ia kehilangan pemain terbaiknya Darren karena ia pindah ke sekolah lain mengikuti pekerjaan orang tuanya, namun ia juga kedatangan pemain baru David Childers (Bailey Cave) seorang pemain sepak bola yang di motivasi ayahnya Larry Childers (Steve Williams) untuk bergabung dengan team American football dikarenakan tidak ada tim sepak bola di Shiloh.
                Grant yang didampingi kedua assistennya terus berusaha walaupun kekalahan terus terjadi, ia pun terus memberikan motivas kepada timnya agar memberikan yang terbaik dalam segala hal dan juga dalam tim, sampai pada akhirnya para murid pun luluh dan bisa memberikan yang kemajuan dalam bidang olah raga maupun pendidikan.

                Pertandingan pun beberapa kali dimenangkan walaupun dibabak penyisihan dikalahkan oleh Princeton Heights Panthers, tetapi keberuntungan terus terjadi, Princeton Heights Panthers didiskualifikasi akibat memainkan pemain yang diatas batas usia. Mereka pun memasuki final melawan Giants, yang dimana kondisinya giants tidak terkalahkan pada saat itu, namun berkat kerja keras yang tiada henti, dan motivasi akan menang yang tinggi mereka pun berhasil memenangkan pertandingan tersebut berkat tendangan dari david yang menjadi point penentu kemenangan.

Sumber:

Tuesday 12 April 2016

Kaitan Good Will Hunting dengan Ilmu Budaya Dasar

Good Will Hunting dan Ilmu Budaya Dasar
                Film Good Will Hunting memiliki nilai ilmu-ilmu sosial, dan memiliki beragam ruang lingkup yang terkait dengan IBD mulai dari Manusia dan Kebudayaan, Manusia dan Cinta Kasih, Manusia dan Penderitaan, Manusia dan Harapan, Manusia dan Pandangan Hidup, dan Manusia dan Kegelisahan.

Manusia dan Kebudayaan
                Dari film tersebut dapat dilihat interaksi antara manusia dengan kebudayaannya, kebudayaan barat, bisa dibilang bebas.

Manusia dan Cinta Kasih
                Hubungan Cinta kasih bukan hanya dari sepasang kekasih (Will Hunting & Skylar) namun juga terdapat cinta kasih persahabatan antara Will Hunting, Chuckie Sullivan, Morgan O’Mally, dan Billy McBride.

Manusia dan Penderitaan
                Penderitaan yang dialami Will Hunting pada semasa kecilnya, dimana ia mendapat kekerasan fisik dari ayah angkatnya, penderitaan yang selalu dipendam oleh Will Hunting, dan penderitaan yang ditimbulkan oleh Will Hunting terhadap orang lain.

Manusia dan Harapan
                Harapan kedepan manusia yang seperti di film ini, harapan teman-teman Will Hunting dan juga harapan Prof. Gerald Lambeau, agar Will menjadi orang yang lebih berguna dan sukses.

Manusia dan Pandangan Hidup
                Keyakinan/Usaha yang dilakukan para psikiater terutama Sean Maguire agar Will Hunting menjadi orang yang lebih positif, ia yakin dan berusaha agar Will Hunting menjadi orang seperti itu.

Manusia dan Kegelisahan

                Kegelisahan yang dialami Will Hunting yang adalah seorang Introvert, dan tertutup kepada orang yang baru dikenalnya, dan juga sifat Tempramennya yang membuat orang lain gelisah, dan kegelisahan inilah yang diatasi oleh Sean Maguire psikiater dan juga  teman lama dari Prof. Gerald Lambeau.

Good Will Hunting

Good Will Hunting
                Film yang menceritakan Will Hunting (Matt Damon) sebagai pemeran utama, dan di film ini will hunting adalah seorang janitor/petugas kebersihan di MIT (Massachusetts Institute of Technology) memiliki karakter seorang jenius, tetapi di balik ke jeniusannya dia memiliki sisi negatif, sisi negatifnya adalah dia seorang yang bisa dibilang introvert, arogan, dan juga tempramental.
                Kejeniusan dari Will Hunting sendiri di ketahui setelah dia menyelesaikan rumus matematika yang ditulis di ruang koridor oleh Prof. Gerald Lambeau (Stellan SkarsgÃ¥rd) rumus yang bisa dibilang sulit bahkan untuk para pelajar di M.I.T, namun seorang Will Hunting yang hanya seorang janitor bisa memecahkan rumus tersebut dengan mudahnya.
                Will Hunting diajak bekerja oleh Prof. Gerald Lambeau, tetapi Will Menolak tawaran tersebut, dan pada suatu ketika Will Hunting terlibat tindak kriminal dan hendak di masukkan ke penjara, tetapi Prof. Gerald Lambeau lah yang membebaskan Will Hunting kebebasan dengan syarat Will Hunting ada didalam penanganannya dan harus bekerja sama dengan Prof. Gerald Lambeau. Dan mereka pun bekerja sama dalam bidang matematika, tetapi Prof.Gerald Lambeau prihatin akan sifat negatif dari Will Hunting yang Introvert yang hanya terbuka pada orang-orang yang ia kenal seperti teman-teman sejak kecilnya yaitu Chuckie Sullivan (Ben Affleck), Morgan O’Mally (Cassey Affleck), dan Billy McBride (Cole Hauser).
                Keprihatinan Prof. Gerald Lambeau pun mendorong ia supaya Will diajak pergi ke psikiater, tetapi selama mereka pergi ke psikiater proses terapi pun tidak berjalan baik, Will sangatlah menolak proses-proses tersebut, ia hanya membuat para psikiater kesal, dan pada akhirnya Prof. Gerald Lambeau mengunjungi teman lamanya Sean Maguire (Robin Williams) yang merupakan seorang psikolog.
                Will juga mempunya pacar Skylar (Minnie Driver), yang dimana hubungan mereka berakhir akibat sifat negatif dari Will.

                Meskipun banyak kendala saat menangani Will, Sean Maguire pun akhirnya bisa membuat will lebih terbuka akan pribadinya, dan Sean akhirnya pun tahu bahwa sifat negatif Will berasal dari masa kecilnya yang memiliki ayah angkat yang alkoholik, dan mendapatkan kekerasan dari ayahnya. dan akhirnya Will pun bisa diajak bekerja sama dengan mudahnya, dia pun disuruh mengambil tawaran pekerjaan dari Prof. Gerald Lambeau, tapi dia ingat akan kata-kata dari Sean Maguire; “I Gotta See About a Girl” dimana will lebih memilih menyusul Skylar yang pergi ke California.

Sunday 24 January 2016

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

PENGERTIAN ILMU

Ilmu adalah sesuatu yang dapat membuat seseorang untuk lebih mengerti akan suatu hal dengan cara melalui pengajaran. Ilmu bisa diperoleh melaui lingkungan sekitar ataupun di dalam lembaga pendidikan seperti sekolah, akademi, universitas, ataupun lembaga bimbingan. Ilmu dibagi menjadi dua, yaitu ilmu akademik dan ilmu non-akademik.

Kualitas hidup dari seseorang sangat dipegaruhi oleh ilmu yang dimiliki. Semakin tinggi ilmu yang dimiliki maka peluang seseorang untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi semakin terbuka lebar. Untuk menuntut ilmu yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk bekerja, maka didirikanlah suatu lembaga pendidikan. Dengan adanya lembaga pendidikan diharapkan seseorang dapat memperoleh ilmu secara formal yang disertai dengan adanya bukti kelulusan yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk melamar pekerjaan di suatu instansi.

HAL DALAM SIKAP ILMIAH

Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam melakukan tugasnya (memelajari, meneruskan, menolak/menerima serta mengubah/menambah suatu ilmu). Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :

1.   Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif .
2.   Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh         fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
3.   Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dan       budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4.   Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian,       namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.

TEKNOLOGI

Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi.
Yang dimaksud dengan teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu :

1.   Persyaratan Teknis:
      a. memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan             baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
      b. jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
      c. menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga                 dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
      d. memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.

2.   Persyaratan Sosial:
      a. memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
      b. menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang
      c. menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya             pengangguran.
      d. membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar              peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud                              keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.

Selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI

Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan demikian tidak luput dari falsafah pembangunannya itu sendiri, dalam
menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang kuat, dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang terkadang harus dibayar lebih mahal.
Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai paradigma etika (Jujun S. Suriasumantri, 1984). Ilmu dipandang sebagai proses karena ilmu merupakan hasil darikegiatan sosial, yang berusaha memahami alam, manusia dan perilakunya baik secara individu atau kelompok. Apa yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, merupakan hasil penalaran (rasio) secara objektif. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuwan yang diakui secara umum dan universal sifatnya. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan oleh teori lain. Ilmu sebagai ilmu, karena ilmu selain universal, komunal, juga alat menyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah menerima kebenaran.
IImu adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka meningkatkan taraf hidup manusia. dengan memperhatikan dan mengutamakan kodrat dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.

Kini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan :

1)      Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis, soal penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Golongan ini berasumsi bahwa kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai kemanusiaan Iainnya dikorbankan demi teknologi.

2)      Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral atau nilai-nilai. golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses yang terjadi apabiia ilmu dan teknologi disaIahgunakan. Nampaknya iImuwan goiongan kedua yang patut kita masyarakatkan sikapnya sehingga ilmuwan terbebas dari kecenderungan “pelacuran” dibidang ilmu dan teknologi, dengan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.

Upaya untuk menjinakkan teknologi diantaranya :

1)  Mempertimbangkan atau kalau perlu mengganti kriteria utama dalam menolak atau menerapkan suatu inovasi teknologi yang didasarkan pada keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi.

2) Pada tingkat konsekuensi sosial, penerapan teknologi harus merupakan hasil kesepakatan ilmuan sosial dari berbagai disiplin ilmu.

KEMISKINAN

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan  apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :

1.      Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan

2.      Posisi  manusia dalam lingkungan sekitar

3.      Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.

Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $ AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. DLL

2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti      untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha

3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD

4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas

5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.

Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsur :

1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang

2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam

3. Kemiskinan  buatan. Yang  relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur  buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selaindisebabkan oleh hal-hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.

SUMBER

buku buku elektronik MKDU I S D.pdf

AGAMA DAN MASYARAKAT

PENGERTIAN AGAMA

Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa sanserketa, yang berarti dari akar kata gam artinya
pergi . Kemudian kata gam tersebut mendapat awalan “a” dan akhiran “a”. Maka terbentuklah kata agama yang artinya jalan. Maksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan. Secara terminology, agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan-hubungan dia melalui upacara, penyembahan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama tersebut

FUNGSI AGAMA

Menurut lembaga sosial, agama merupakan bentuk perilaku manusia yang terlembaga. Dalam masyarakat ada tiga aspek penting yaitu : Kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian.
Teori fungsional dalam melihat kebudayaan adalah wujud suatu kompleks dari ide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma dan peraturan. Fungsi kepribadian dalam hal ini merupakan suatu dorongan kebutuhan yang kompleks dan kecendrungan bertindak.
Pemahaman mengenai filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya. Sedangkan tinjauan filsafat dari hasil pemikiran rasional, kritis, sistematis dan radikal tentang aspek-aspek agama dan ajaran Islam.
Filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia, artinya keduanya alat penggerak dan tenaga utama dalam diri manusia. Yang dikatakan alat penggerak dan penggerak utama pada diri manusia adalah akal, pikiran, rasa, dan keyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya. Agama menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, kesejahteraan, manakala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbulah kesadarannya bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulah kepercayaan dan keyakinan.
Dalam hal fungsi, masyarakat dan agama itu berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat   dipecahakan   secara   empiris   karena   adanya   keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama menjalankan   fungsinya   sehingga   masyarakat   merasa   sejahtera, aman, stabil dan sebagainya.

Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :

a.   Fungsi Edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaran dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai, pendeta imam, guru agama dan lainnya. Contohnya Pemuka Agama sedang memberikan bimbingan-bimbingan / tausiah

b.   Fungsi Penyelamatan
Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk tertinggi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan.

c.   Fungsi Pengawasan Sosial (Social Control)
Fungsi agama sebagai kontrol sosial yaitu :
      1. Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral           warga masyarakat.
      2. Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral ( yang dianggap baik )dari                    serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum Negara modern.

d.   Fungsi Memupuk Persaudaraan
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia yang didirikan atas unsur kesamaan.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism, komunisme, dan sosialisme.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN dll.
Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama.

e.   Fungsi transformatif
Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusian antara lain adalah :
      1)       Karena agama merupakan sumber moral.
      2)       Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
      3)       Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah-masalah metafisika
      4)       Karena agama merupakan memberi bimbingan rohani bagi manusia dikala suka
                maupun dikala duka

PELEMBAGAAN AGAMA

Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga untuk membimbing, membina dan mengayomi suatu kaum yang menganut agama. Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat (Elizabeth K. Nottingham, 1954)

MASYARAKAT DAN NILAI-NILAI SAKRAL

Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama, oleh karena itu keanggotaannyadalam masyarakat adalah sama. Agama menyusup kedalam kelompok aktivitas yang lain, sifat-sifatnya yaitu :
Agama memasukan pengaruh yang sakral ke dalam sistem nilai masyarakat secara mutlak
Dalam keadaan lembaga lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan, dalam hal ini nilai-nilai agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan.
Masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang

Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tiap masyarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sakral dan yang sekular itu sedikit banyaknya masih dapat dibedakan. Dilain pihak, agama tidak memberikan dukungan sempurna terhadap aktivitas sehari-hari, agama hanya memberikan dukungan terhadap adat istiadat, dan terkadang merupakan suatu sistem tingkah laku tandingan terhadap sistem yang telah disahkan. Nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat menempatkan fokus utamanya pada pengintegrasian kaitan agama dengan masyarkat.

Organisasi keagamaan yang tumbuh secara khusus semula dari pengalaman agama tokoh kharismatik pendiri organisasi, kemudian menjadi organisasi keagamaan yang terlembaga. Muhamadiyah, sebuah organisasi sosial Islam yang penting, dipelopori oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan yang menyebarkan pemikiran Muhammad Abduh dari Tafsir Al-Manar.

Dari contoh sosial, lembaga keagamaan berkembang sebagi pola ibadah, pola ide-ide, kententuan (keyakinan), dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. Pelembagaan agama puncaknya terjadi pada tingkat intelektual, tingkat pemujaan (ibadat) dan tingkat organisasi.
Tampilnya organisasi agalam adalah akibat adanya “Perubahan batin” atau kedalaman beragama, mengimbangai perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dsb. Agama menuju ke pengkhususan fungsional. Pengaitan agama tersebut mengambil bentuk dalam berbagai corak organisasi keagamaan.

KONFLIK AGAMA DALAM MASYARAKAT

Sepanjang sejarah agama dapat memberi sumbangsih positif bagi masyarakat dengan memupuk persaudaraan dan semangat kerjasama antar anggota masyarakat. Namun sisi yang lain, agama juga dapat sebagai pemicu konflik antar masyarakat beragama. Ini adalah sisi negatif dari agama dalam mempengaruhi masyarakat Dan hal ini telah terjadi di beberapa tempat di Indonesia.
Hendropuspito mengemukakan bahwa paling tidak ada empat hal pokok sebagai sumber konflik sosial yang bersumber dari agama.

A. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental

Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang menjadi penyebab dari benturan itu.
Entah sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai gambaran tentang ajaran agamanya, membandingkan dengan ajaran agama lawan, memberikan penilaian atas agama sendiri dan agama lawannya. Dalam skala penilaian yang dibuat (subyektif) nilai tertinggi selalu diberikan kepada agamanya sendiri dan agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan lawan dinilai menurut patokan itu.
Agama Islam dan Kristen di Indonesia, merupakan agama samawi (revealed religion), yang meyakini terbentuk dari wahyu Ilahi Karena itu memiliki rasa superior, sebagai agama yang berasal dari Tuhan.
Di beberapa tempat terjadinya kerusuhan kelompok masyarakat Islam dari aliran sunni atau santri. Bagi golongan sunni, memandang Islam dalam keterkaitan dengan keanggotaan dalam umat, dengan demikian Islam adalah juga hukum dan politik di samping agama. Islam sebagai hubungan pribadi lebih dalam artian pemberlakuan hukum dan oleh sebab itu hubungan pribadi itu tidak boleh mengurangi solidaritas umat, sebagai masyarakat terbaik di hadapan Allah. Dan mereka masih berpikir tentang pembentukan negara dan masyarakat Islam di Indonesia. Kelompok ini begitu agresif, kurang toleran dan terkadang fanatik dan malah menganut garis keras.
Karena itu, faktor perbedaan doktrin dan sikap mental dan kelompok masyarakat Islam dan Kristen punya andil sebagai pemicu konflik.

B. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama

Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat.
Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan keamanan.
Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti: Situbondo, Tasikmalaya, dan Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa adalah kelompok pendatang yang umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik.

C. Perbedaan Tingkat Kebudayaan

Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni budaya tradisional dan budaya modern.
Tempat-tempat terjadinya konflik antar kelompok masyarakat agama Islam – Kristen beberapa waktu yang lalu, nampak perbedaan antara dua kelompok yang konflik itu. Kelompok masyarakat setempat memiliki budaya yang sederhana atau tradisional: sedangkan kaum pendatang memiliki budaya yang lebih maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja lebih berwajah budaya Barat yang mewah.
Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat yang berbeda agama di suatu tempat atau daerah ternyata sebagai faktor pendorong yang ikut mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok agama di Indonesia.

D. Masalah Mayoritas da Minoritas Golongan Agama

Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama.
Di berbagai tempat terjadinya konflik, massa yang mengamuk adalah beragama Islam sebagai kelompok mayoritas; sedangkan kelompok yang ditekan dan mengalami kerugian fisik dan mental adalah orang Kristen yang minoritas di Indonesia. Sehingga nampak kelompok Islam yang mayoritas merasa berkuasa atas daerah yang didiami lebih dari kelompok minoritas yakni orang Kristen. Karena itu, di beberapa tempat orang Kristen sebagai kelompok minoritas sering mengalami kerugian fisik, seperti: pengrusakan dan pembakaran gedung-gedung ibadat.


SUMBER: